Meskipun umumnya disalahartikan sebagai perluasan alami karbon, desertifikasi lahan yang dulunya subur, kini dipandang sebagai salah satu masalah lingkungan yang dihadapi dunia modern. Hal ini sangat memengaruhi lahan pertanian dan tanah di seluruh dunia. Jadi, apa yang menyebabkan degradasi lahan dan akibatnya jika desertifikasi tidak segera ditangani?
Desertifikasi atau penggurunan merupakan degradasi lahan di lanskap sub-lembap kering, gersang, dan semi-kering. Umumnya, penurunan kualitas tanah yang terkait dengan penggurunan dianggap disebabkan oleh aktivitas manusia secara langsung atau tidak langsung. Proses ini terjadi di banyak wilayah di seluruh dunia, seperti contoh dari Chili utara ke Gurun Taklamakan di Cina.
Penyebab Desertifikasi
Penggurunan disebabkan oleh aktivitas manusia dan perubahan iklim. Kegiatan utama manusia yang mendorong penggurunan di antaranya:
- Penggunaan air yang berlebihan atau tidak efisien.
- Penggembalaan berlebihan dan penggundulan hutan.
- Pengabaian tanah.
Perubahan iklim juga menjadi penyebab terjadinya penggurunan. Meskipun bukan faktor penyebab langsung, dampak perubahan iklim dapat meningkatkan dampak degradasi lahan akibat ulah manusia. Perubahan iklim terutama berkontribusi terhadap penggurunan melalui peningkatan suhu.
Konsekuensi dari Desertifikasi
Penggurunan telah memengaruhi kehidupan 250 juta orang dan dapat menggusur 135 juta lagi pada tahun 2045, menjadikannya salah satu masalah lingkungan paling serius yang dihadapi umat manusia. Meski tidak menyeluruh, beberapa dampak utama penggurunan meliputi penurunan produksi pangan, ketidaksuburan tanah, dan penurunan ketahanan ekologi lahan.
Penduduk daerah lahan kering yang terkena dampak proses ini sering kali harus memutuskan untuk mengubah cara mereka menggunakan tanah. Menurut PBB, sekitar 24 persen lahan saat ini sedang mengalami degradasi lahan secara global. Penurunan produktivitas lahan pertanian akibat hal lain dapat memiliki implikasi sosial yang luas.
Strategi dalam Skala Global
Konvensi PBB untuk memerangi penggurunan diadopsi pada tahun 1994. Secara hukum, ini mewajibkan 197 negara untuk menerapkan tindakan yang berbeda untuk membalikkan dan mencegah penggurunan.
Italia adalah salah satu negara yang juga bekerja sama dengan negara lain di seluruh Mediterania untuk membantu menanggapi ancaman lingkungan yang disebabkan oleh kekeringan, kebakaran hutan, dan degradasi lahan. Selain meningkatkan kesadaran politik, negara seperti Italia menghadapi tantangan secara langsung dengan berfokus pada masalah degradasi lahan dengan mengadaptasinya ke dalam rencana kebijakan keseluruhan negara berkembang.
Untuk mengatasi masalah penggurunan, praktik yang mendapatkan daya tarik di tingkat pertanian adalah pertanian karbon. Ini mengacu pada berbagai pendekatan pertanian yang meningkatkan simpanan karbon di dalam tanah. Contoh pertanian karbon yang efektif termasuk agroforestri, membatasi pengolahan tanah, hingga membatasi hewan penggembalaan per lahan.