Zaman sekarang, semua orang selalu membicarakan NFT atau token yang tidak dapat dipertukarkan. Namun, ada pertanyaan lain seputar dampak NFT bagi lingkungan. Ya, bagaimana dampaknya bagi lingkungan? Apakah NFT buruk bagi planet kita?
Apa itu NFT? Pikirkan NFT sebagai bukti kepemilikan digital, mereka mewakili barang yang kamu miliki secara digital. Namun sesuai namanya, setiap token NFT memiliki keunikan dan nilai berbeda dengan token lainnya sehingga tidak dapat dipertukarkan.
“Hal penting yang harus diperhatikan adalah NFT tidak memerlukan banyak energi. Pembelian NFT mengandalkan teknologi blockchain, khususnya metode validasi pembuktian kerja,” kata John H. Quigley, direktur Pusat Lingkungan, Energi, dan Ekonomi di Universitas Sains dan Teknologi Harrisburg, Pennsylvania.
Dampak NFT bagi Lingkungan
Seperti apa dampak NFT bagi Lingkungan? Semua berasal dari penambangan yang dilakukan untuk membeli NFT. Penambangan dilakukan melalui proses yang disebut proof-of-work. Ini adalah proses padat karya digital untuk mencegah orang bermain-main dengan sistem untuk membuat barang palsu atau mencuri.
Penambangan proof-of-work membutuhkan komputer yang jauh lebih canggih daripada komputer pada umumnya. Banyak penambang bersaing untuk menambang pada saat yang sama. Tapi, hanya satu orang yang mendapatkan kripto karena mencetak NFT atau memverifikasi informasi.
Hasilnya, banyak komputer canggih bekerja untuk menyelesaikan tugas pada waktu yang bersamaan. Komputer yang canggih ditambah gerombolan penambang yang bersaing membutuhkan energi yang lebih besar. Menurut University of Cambridge, menambang satu bitcoin membutuhkan sekitar 150 terawatt-jam listrik setiap tahun.
Menurut Indeks Energi Ethereum, ethereum yang paling banyak digunakan untuk membeli NFT memiliki jejak karbon tahunan yang sebanding dengan Hong Kong. Satu transaksi ethereum bisa menggunakan energi sebanyak rata-rata rumah tangga di Amerika Serikat selama hampir tujuh hari.
“Di Amerika Serikat, pembangkit listrik tenaga batu bara yang tidak aktif atau yang akan ditutup, dihidupkan kembali hanya untuk menambang bitcoin,” kata Quigley. “Pembangkit listrik berbahan dasar gas yang semakin tidak kompetitif secara ekonomi, kini juga didedikasikan untuk penambangan bitcoin. Hasil bersihnya adalah peningkatan emisi karbon di saat kita harus menguranginya.”
Masa Depan NFT yang Ramah Lingkungan
Efek penambangan proof-of-work di Bumi sudah cukup untuk membuat siapa pun cemas akan iklim. Jika NFT buruk bagi lingkungan, apa yang harus kita lakukan? Idealnya, operasi penambangan perlu ditenagai oleh energi bersih, seperti angin, air, matahari, atau nol nuklir.
Menurut Aliansi Negara Energi Bersih, sekitar 21 negara bagian ditambah Puerto Rico dan Washington DC, berkomitmen untuk menyediakan 100 persen energi bersih dalam beberapa dekade mendatang. Meski menggembirakan, ini belum sepenuhnya menyelesaikan masalah. Namun, ada sesuatu yang bisa dilakukan pasar kripto dan blockchain untuk menjadi lebih ramah lingkungan. Semua bergantung pada bukti kepemilikan.
Platform NFT yang Ramah Lingkungan
Banyak platform NFT yang berpindah dari proof-of-work menjadi proof-of-stake, termasuk Splinterlands, Band NFT, Doge Capital, NFTX, Polychain Monsters, dan The Sandbox. Mereka tidak sendiri. Platform blockchain, seperti Tezos, Cardano, Solana, dan Avalanche juga menggunakan bukti kepemilikan proof-of-strake. Meski NFT tidak baik bagi lingkungan, NFT bisa menjadi lebih baik lagi.
Saat produksi energi di seluruh dunia menjadi lebih bersih, NFT juga bisa memberikan dampak baik bagi lingkungan. Industri ini semakin sadar akan pengaruhnya terhadap lingkungan dan membuat perubahan positif untuk menjadi lebih ramah lingkungan.